SEBELUMNYA ISLAM DALAM ALQURAN TELAH MENERANGKAN SEGALANYA
Remaja merupakan masa yang paling rawan akan pengaruh dari lingkungan. Pergaulan amat mempengaruhi seseorang begitupula halnya dengan kebiasaan merokok. Pengaruh teman dan kelompok akan sangat kuat bagi seorang remaja untuk memutuskan merokok atau tidak. Untuk dapat diterima oleh kelompok atau teman seseorang akan berusaha mengikuti kebiasaan dari kelompok atau teman tersebut. Remaja akan berusaha untuk diterima dilingkungannya. Hal ini juga dapat disebabkan rasa percaya diri yang rendah sehingga cenderung mengadopsi kebiasaan yang berlaku seperti kebiasaan merokok. Tanpa mereka sadari bahwa sebetulnya menular untuk merokok merupakan pintu masuk dari jenis adiksi.
Data statistik menunjukkan bahwa perokok remaja saat ini berkisar diangka 3,5 juta yang berarti >15% jumlah remaja saat ini. Kebanyakan perokok dan pengguna tembakau dewasa mulai melakukan kebiasaan tersebut sebelum mereka dewasa. Diantara para remaja yang merokok tersebut, hampir 25% merokok pertama kali sebelum berusia 10 tahun.
Tembakau/kebiasaan merokok menjadi prioritas kesehatan utama karena, hal ini dikarenakan tembakau adalah penyebab kematian satu dari sepuluh orang dewasa (sekitar 5 juta kematian per tahun). Jumlah ini lebih besar dari jumlah keseluruhan korban perang dunia pertama ditambah perang Korea dan ditambah perang Vietnam. Alasan kedua adalah merokok merupakan penyebab paling penting dari kesakitan yang dapat “dicegah” dan kematian “dini” dinegara maju maupun berkembang. Sedangkan alasan lainnya adalah tembakau merupakan faktor risiko berbagai kanker, terutama kanker paru-paru, dan risiko penyakit jantung, stroke, emfisema, gangguan saluran pernafasan, dll. Kebiasaan mengunyah tembakau juga meningkatkan risiko terkena kanker bibir, lidah dan mulut.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memprediksi baqhwa penggunaan tembakau akan membunuh >3 juta orang/tahun diseluruh dunia. Angka ini akan meningkat menjadi 10 juta kematian/tahun menjelang tahun 2020.
Banyak faktor yang berperanan dalam peningkatan jumlah perokok remaja, diantaranya adalah Iklan industri rokok yang menggambarkan bahwa perokok adalah seorang individu yang sukses dan memiliki gaya hidup glamor, atau bahkan melambangkan kejantanan; mudahnya akses untuk mendapatkan rokok dan tembakau; harga produk tembakau yang relatif rendah; tekanan dari teman sebaya memainkan peranan penting; adanya anggota keluarga atau bahkan orang tua yang juga merokok; khusus untuk remaja putri merokok belakangan ini menjadi trend karena dianggap bisa menurunkan nafsu makan sehingga dapat membantu program diet mereka, anggapan ini benar-benar menyesatkan dan tidak benar.